Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat hasil survei pada 2010 menunjukkan, 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pranikah. Hasil survei untuk beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja, misalnya saja di Surabaya tercatat 54 persen, di Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan.
“Jika komunikasi ibu dan anak lancar maka peluang kenakalan remaja akan menurun. Pendidikan agama sangat penting dalam mengimbangi perkembangan anak. Komunikasi itu tidak hanya dilakukan di rumah, juga di sekolah dan lingkungan terdekat anak,"ujar Tien Herawati, SP.M.Si., dalam Kegiatan Dialog RRI Bogor, bersama presenter, Dita Maharani (30/11) di RRI Bogor.
Menurutnya, komunikasi yang dikembangkan di sekolah-sekolah bisa dilakukan antara siswa dengan guru atau wali kelas, diantaranya dengan melakukan pemantauan perkembangan siswa, penjelasan kepada siswa yang dianggap bermasalah dan meningkatkan peranan guru BP bagi siswa yang dianggap bermasalah.
"Masa remaja merupakan masa dimana seorang manusia mengalami kebingungan, selalu ingin tahu dan mencari identidas diri, akan berakibat fatal terhadap haluan hidupnya jika tidak ada yang mengarahkan pada masa ini. Salah satu yang sangat berperan dalam masa-masa ini adalah orang tua," ujarnya.
Menurutnya, kenakalan remaja saat ini sudah kompleks, ditambah arus globalisasi yang mengakibatkan akses informasi dalam genggaman remaja, seperti penggunaan internet dalam handphone dan sebagaiya.
"Maka dari itu semua pihak diantaranya, keluarga, sekolah, teman, pemerintah harus bahu membahu mendampingi anak agar mereka bisa menyikapi dan mengenali hidupnya dengan baik. Kemudian berikan penjelasan kepada mereka akibat yang akan didapatkan jika melakukan suatu perbuatan," ujarnya.
Zaman sekarang banyak orang tua terlalu sibuk, sehingga anak dan orang tua tidak pernah bertemu meskipun satu atap. Lantas bagaimana dengan kondisi seperti ini, dimana para ayah dan ibu bekerja, Tien menyarankan agar orang tua yang bekerja itu bisa menyeimbangkan antara waktu bekerja dengan waktu anak.
"Perhatian itu tidak harus bertatap muka, namun dengan menelfon dari kantor, atau menyerahkan kepada pengasuh yang bisa menggantikan posisi orang tuanya juga adalah satu perhatian yang bisa dilakukan untuk mendampingi si anak dalam perkembangnnya," ujar Tien Herawati.
Menurutnya, solusi yang baik untuk menghindari anak terjerumus dalam kenakalan, adalah dengan meningkatkan kualitas komunikasi tanpa melupakan pendidikan agama
Terkait
Pendidikan
- Contoh Fakta Integritas Ujian UN / UAMBN
- SIMBOS MADRASAH DAN PESANTREN
- Meski Tanpa Anggaran DIPA | Kemenag Lima Puluh Kota adakan Pelatihan Membuat Berita
- BOCORAN KUNCI Jawaban UN 2013, ........?????
- Kiat Sukses UN / Ujian Nasional
- Contoh POS Ujian Nasional
- Contoh TATA TERTIB PENGAWAS RUANG UJIAN NASIONAL
- Contoh TATA TERTIB PESERTA UJIAN NASIONAL
- Contoh SK Panitia Ujian Nasional
- Soal Soal UN dan UAMB 2013
- PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN MADRASAH (UM) TAHUN PELAJARAN 2012/2013
- Novel-Novel Angkatan 20, 30 dan 66
- Belajar kalkulus, Soal Limit, turunan dan aplikasi turunan
- Kiat menjadi Guru yang Profesional dan Islamiah
- Tips SEMANGAT BELAJAR.... Ayoooo....!
Guru
- Contoh SK Bendahara
- Contoh SK Manajemen BOS
- Contoh Fakta Integritas Ujian UN / UAMBN
- Contoh PERATURAN DAN TATA TERTIB SISWA
- Meski Tanpa Anggaran DIPA | Kemenag Lima Puluh Kota adakan Pelatihan Membuat Berita
- Format Penulisan Laporan Ujian Sekolah Madrasah
- Contoh Berita Acara Serah Terima Soal Ujian
- Contoh KOMITMEN BERSAMA Guru dan Pegawai sekolah dan madrasah
- Contoh Piagam Penghargaan
- Contoh Surat Cuti
- Kiat Sukses UN / Ujian Nasional
- Contoh surat Tidak Mengikuti Ujian nasional
- Contoh POS Ujian Nasional
- Contoh TATA TERTIB PENGAWAS RUANG UJIAN NASIONAL
- Contoh TATA TERTIB PESERTA UJIAN NASIONAL
- Contoh SK Panitia Ujian Nasional
- Soal Soal UN dan UAMB 2013
- Kiat menjadi Guru yang Profesional dan Islamiah
0 komentar:
Posting Komentar