Sabtu, 27 Oktober 2012

Bela Wanita Berjilbab Muslim Inggris Dikeroyok Geng Rasis

Seorang pria Eropa melewati mural bergambar wanita Muslim dengan jilbabnya. Di benua tersebut, serangan atas dasar agama dan ras masih dalam tingkat yang tinggi. (Berita SuaraMedia)

Seorang mahasiswa Muslim berusia 18 tahun diserang dan dipukuli habis-habisan bahkan setelah ia kehilangan kesadaran oleh segerombolan pemuda kulit putih pada tanggal 22 Oktober. Saat mereka menyerangnya, mereka berteriak, "Mana Allah-mu sekarang?" dan "Di mana Ia sekarang?"

Mahasiswa jurusan bisnis dan komputer tahun pertama itu baru saja meninggalkan perpustakaan Universitas De Montfort, Leicester, dengan temannya sekitar pukul 8.30 malam ketika mereka diserang oleh 10 pemuda kulit putih di Great Central Way, dekat perempatan Briton Street, Bede Island. Kedua mahasiswa itu, Ahmed dan Umar (bukan nama sebenarnya) melihat kelompok itu sedang mengolok-olok dan melecehkan seorang wanita Muslim berjilbab. Wanita itu bersama dengan dua wanita lain yang pergi meninggalkannya.
Ahmed mengatakan kepada The Muslim News bahwa ia dan Umar mendengar kelompok itu mengatakan pada seorang wanita paruh baya, "Apakah kamu akan menyukainya jika saya berjalan-jalan dengan mengenakan penutup wajah? Ini adalah Inggris. Kau tidak seharusnya mengenakan jilbab." Mereka khawatir terhadap apa yang akan terjadi pada wanita Muslim itu dan karena itu mereka menunggu. Salah satu dari gerombolan pemuda itu menoleh ke arah mereka dan menanyakan mengapa mereka memperhatikan kelompoknya. "Saya beritahu padanya untuk melepaskan wanita itu."
Wanita itu mencoba mencegah para pemuda kulit putih itu untuk tidak menyerang kedua mahasiswa tersebut namun mereka tidak mendengarkan.
Gerombolan pemuda itu menyerang Ahmed dan Umar, dan mulai memukuli mereka. Ahmed jatuh terkapar namun kelompok itu terus memukul dan menendanginya bahkan setelah ia tak sadarkan diri. Ia diangkat dan dilemparkan ke tanah, Umar mengira ia telah meninggal. "Yang saya tahu kemudian adalah saya melihat teman saya berdiri di samping saya menyuruh saya membaca dua kalimat syahadat. Ketika saya sadar, saya telah berada di ambulan," ujarnya . Ia mengatakan bahwa ia tidak dapat membalas pukulan-pukulan itu karena jumlah mereka terlalu banyak.
Ahmed mengatakan bahwa wajahnya bengap dan penuh dengan darah, "Saat itu, ingatan saya akan insiden itu tidak terlalu jelas." Ia menerima sejumlah luka, termasuk patah tulang hidung, luka di kepala dan memar serta cakaran di sekujur tubuh.
Keduanya kemudian dibawa ke Leicester Royal Infirmary untuk diobati. Ahmed dipulangkan dari rumah sakit setelah lima jam.
Ahmed mengatakan bahwa pihak kepolisian telah mengambil keterangan dan juga pakaiannya untuk tes DNA karena beberapa anggota geng sempat meludahinya.
Umar, yang berada di tahun kedua mempelajari teknik mesin, mengatakan pada The Muslim News bahwa ia kerapkali mampu bangkit kembali setelah jatuh. Ia mengatakan bahwa ia melihat koleganya di lantai tak sadarkan diri dan mengira bahwa ia telah sekarat, "Kemudian saya mulai membaca dua kalimat syahadat, surat Al Fatiha, dan Surat Al Ikhlas. Matanya bahkan tidak mampu terbuka."
Kedua mahasiswa itu tidak menyesal telah berhenti dan tidak berpikir dua kali untuk menolong wanita Muslim itu. "Mereka bersikap tidak adil kepadanya. Wanita itu tidak mengatakan apa-apa pada mereka. Apa yang mereka lakukan padanya tidak masuk akal," ujar Ahmed. Ia mengatakan bahwa ia marah pada perilaku para pemuda kulit putih rasis itu. "Saya pikir hal-hal semacam itu tidak terjadi. Siapa yang tahu apa yang akan mereka lakukan padanya. Saat itu benar-benar menakutkan," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa ia lega bahwa mereka menyerangnya dan bukan wanita tersebut.
Seorang wanita kulit putih yang sedang lewat menelepon polisi dan ambulan.
Ahmed mengatakan, "Serangan itu bersifat Islamophobik karena mereka berbicara tentang jilbab dan juga mengatakan pada saya, Di mana Allah-mu? . Bagaimana mereka tahu kami seorang Muslim? Bisa saja kami adalah penganut Sikh."
Umar mengatakan serangan itu bersifat Islamphobik dan rasis saat mereka juga diteriaki "Orang Pakistan". Ia sangat marah ketika itu dan mengatakan belum pernah mengalami rasisme di London Timur darimana ia berasal. "Apa yang terjadi sangat disayangkan karena mereka tidak sepenuhnya paham tentang kaum Muslim."
Ayah Ahmed mengatakan bahwa ia tidak bisa mengenali wajah anak laki-lakinya karena parahnya pukulan yang diterima. Mereka tidak dapat me-rontgen-nya karena bengkak yang menutupi wajahnya dan menyuruhnya kembali ke rumah sakit setelah bengkaknya mengempis, sekitar lima hari kemudian.
Ia mengatakan pihak kepolisian memberitahunya bahwa kamera CCTV merekam ke arah lain sehingga mereka tidak dapat memperoleh rekaman serangan.
Juru bicara kepolisian mengatakan bahwa seorang pemuda berusia 19 tahun telah ditahan atas kaitannya dengan insiden itu namun dibebaskan dengan jaminan. Meski demikian, Sersan Laura Milward dari unit kepolisian lokal Hinckley Road mengatakan bahwa insiden itu bersifat rasis karena korbannya adalah etnis Asia dan karena komentar-komentar yang dibuat saat serangan.
Polisi mendorong setiap orang yang menyaksikan kejadian itu untuk melapor, namun terutama tertarik untuk berbicara dnegan wanita yang dilecehkan secara rasial oleh kelompok itu sebelum insiden serangan. (rin/mn)
Sumber:  suaramedia.com

Terkait

Description: Bela Wanita Berjilbab Muslim Inggris Dikeroyok Geng Rasis Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Bela Wanita Berjilbab Muslim Inggris Dikeroyok Geng Rasis
Al
Mbah Qopet Updated at: 10:22 PM

0 komentar:

Feed